Saat ngobrol sama istri waktu mau berangkat ngedan, istriku hanya kuatir masalah rokok dan kopiku, soal makan dia ndak kawatir, karena tiap hari aku pola makanku ndak menentu, kalau puasa ya cukup buka ma saur kadang juga cuma buka aja makannya. Lain kalau rokok ma kopi sehari biar puasa rokok tetep aja semalem persediaan 2pes ma kopi 2 kali, setremos kecil. Ujian lapar ma haus udah biasa bagi kita dan saya yakin temen temen murid yai juga sudah terbiasa nahan lapar n haus, kita biasa berpuasa tanpa meninggalkan aktifitas sehari hari kita.
Mulai berangkat dari hari pertama sampai hari ketuju kita baru dapat makan nasi, selama tujuh hari ini terus apa yang kita makan, mungkin itu yang jadi pertanyaan saat membaca judul cerita kali ini. Subhanallah, puji syukut kehadiratMU atas segala nikmat dan karuniMU pada kami, dalam tujuh hari yang telah kami lalui ini walau tanpa sebutir nasi kami tak pernah kelaparan, kami masih kuat berjalan puluhan kilo dalam sehari, dan yang teramat penting kami masih diberi kekuatan untuk beribadah dan menginggatMu. Selama tujuh hari ini kami selalu makan buah buahan dan roti yang kami dapat temukan dijalan yang kami lalui, alhamdulillah minumanpun tak pernah kurang dari air aqua, teh botol, puply, lemon, cola cola maupun pocari sweet yang kurang hanya kopi saja yang ndak ada. Kita kuat bertahan dengan keadaan yang kita terima, rokok tiap hari nyatanya kita dapat merokok, putungan rokok itu terasa lebih nikmat saat dihisap dibanding dengan rokok yang masih utuh, bisa membedakan karena sama sama ada. Tiap haripun disaku pasti ada uang, baik dari pemberian atau dapat nemu dijalan, tak serupiahpun kita jajakan semua kita beri pada yang membutuhkan atau dimasukkan di kotak amal masjid, dapat uang hari ini harus habis juga hari ini.
Kita semua pasti sering merasakan pas hari raya idul fitri.
“Assalamualaiku ” suara dari luar
Wa’alaikumsalam jawabku sambil berdiri menyambut tamu…..
Next aja pak…..pintanya
Ya udah next dulu jelasku sambil menutup aplikasi note.
Murid Sang Kyai 