Dongkrak dalam mimpi

(Gara-gara mimpi, akhirnya menulis kembali)
Subhanallah…Mboten wonten daya lan mboten kiyat, kejawi angsal pitulunge Allah.24 Januari 2016, Pkl 15.00 – 15.33, (barusan) mimpi yang menguras tenaga. Padahal kondisi tubuh lagi ngedrop. 2 hari tubuh lemas, pusing, muntah, bibir pahit… gara-gara kena foging DB.Ndongkrak kok dalam mimpi. Tapi kok njalur, aneh. Jadi begini….Namanya Mbak N, teman lamaku. Rumah tangganyasedang gonjang-ganjing, diambang perceraian. Nggak tau apa masalahnya, dia benci sekali dengan suaminya, Mas AS.Denger-denger dari tetangga, Mbak N ini kena hewes-hewes. Diguna-guna si PIL. Bahkan dia nekat nyusul si PIL ke luar pulau. Padahal si PIL ini duda beranak. Kalah telak-lah kalo versus-an sama Mas AS. Baik body maupun materi.Kalo dari sisi ekonomi, keluarga Mbak N ini sangat-lah mapan. Nggak kekurangan. Rumah ada, mobil punya, usaha rumahan jaya, putra juga punya. Apalagi Mas AS ini kerjanya di luar negeri. So pasti duite ombo.Ikut keranta-ranta denger kisah rumah tangganya Mbak N ini. Sudah beberapa kali didamaikan, tapi takkunjung ada kesepakatan. Mas AS juga nggak kurang berikhtiyar. Dicarikan “Air” kemana-mana, dengan harapan keluarganya utuh kembali. Apalagi mbak N ini sudah nggak mau menempati rumahnya. Dia boyongan bersama anaknya, milih tinggal di orang tuanya. (*ini kisah nyatanya)Sekarang kisah mimpinya…Nggak tau awalnya, aku bertemu mbak N di sebuah ruangan. Dia sendirian, lagi makan.Basa basi kumulai, tanya A tanya B. Mbak N responx dingin. Menjawab seperlunya. Tatapan matanya kosong, terlihat ketakutan.Aku minta ikutan makan, dia sigap mengambilkan. Waktu makan bersama, dalam hati kurapal “Ya Allah dengan karomahnya kyai Nur… dstx. Kubayangkan mengirim kekuatan ke punggung dan dadanya.Ajaib… seketika dia berhenti makan. Kepalanya menunduk, lehernya terkulai lemas. Sejurus kemudian, dia muntah-muntah hebat. Kurapal lagi, kukirim ke punggungx, muntah-muntah hebat lagi.Saking hebatnya muntah, ndlosorlah dia. Tak lama, tanganx menegang, seluruh tubuhnya kaku, suaranya nggerem-nggeremkhas orang kesurupan.Mbak N duduk melotot mau menyerang. Tiba-tiba ada teman lain yang memeganginya (namax jg mimpi, jd serba tiba2). Karena nggak bisa mukul, akhirnya dia membentak dan memaki-maki. Kasar sekali. Suaranya berubah menjadi laki-laki.Kubayangkan di telapak tangan kananku ada fotonya Kyaiku, Kyai Nur. Kuarahkan ke mukanya.”Kowe kenal sapa iki?” tanyaku. Ajaib, dia yang awalnya kasar membentak-bentak seketika diam. Dia buang muka, tak berani lihat. Kutanya sekali lagi,dia melirik telapak tanganku dengan ketakutan.”Kenal, niku Kyai Nur” jawabnya lirih. Dia raih tanganku, diciuminya telapak tanganku berkali-kali.Menurut pengakuanya, dia bernama Ki XXX (aku lupa namanya). Dia dikirim si PIL untuk mem-pelet Mbak N. Ketika kutanya jumlah teman-temannya di dalam tubuh mbak N, jawabannya inkonsisten. 6, 10,100, Seribu…. jawabanx ndak beres. Kuancam akan meledak kalo berkata bohong, akhirnya dia diam.Tak kurang akal, kupanggil pimpinannya. Ku pegang sesuatu yang kurasa kekuatanx paling besar dan kulempar, kumasukkan ke tubuhnya mbak N. Suara mbak N berubah jadi nenek-nenek.Nenek itu bernama Nyai Kedinding. Ketika kutanya siapa orang yang di telapak tangan kananku, dia menjawab dengan sopan. “Niku kyai Nur”.Suasana ruangan semakin ramai. Tak kusadari, ternyata banyak mata yang menonton. Dari belakangkerumunan, kudengar ada yang memanggilku. Ragu antara meneruskan interogasi “ndongkrak” dengan memenuhi panggilan seseorang.Nyai Kedinding berkata agar aku keluar saja. Dia yang akan mengambil alih selanjutnya. Orang yang memanggilku menyuruh menghentikan pe-ndongkrak-an. Tak tau juga alasannya…Tiba-tiba… aku terbangun. The End.*Namanya juga mimpi, antara percaya nggak percaya. Yang pasti… Rudi pribadi memohon doa kepada yg membaca tulisan ini, semoga keluarga Mbak N dan Mas AS utuh kembali. Rukun, damai, sejahtera selamanya. Aamiin.

Tinggalkan komentar