Takdir Kita

Jika kamu di taqdirkan melakukan perubahan besar pada dunia, maka kamu akan di beri oleh Allah niat yang kuat dalam hatimu untuk melakukan perubahan jalan hidupmu ke arah kebaikan, di berikan kekuatan melakukan perubahan, walau di pandangan orang lain kamu tak berarti….sebenarnya kamu menuju suatu proses menuju perubahan dunia. Dan kamu ada di dalamnya, menjadi bagiannya untuk ikut merubahnya.
Tapi jika memang taqdirmu itu bukan orang yang ikut merubah dunia, maka kamu tak akan di beri kekuatan Allah untuk merubah dunia, bahkan kamu untuk menyingkirkan sepotong daun kering atau setitik debupun, di hatimu tak akan kuat melakukannya, dan untuk melakukan perubahan di dirimu kamu akan mengeluarkan berbagai alasan agar kamu tak melakukan. Dan kamu nanti mati akan di lupakan dari ingatan siapa saja, kalau kamu sebenarnya pernah hidup, setidaknya pernah ikut andil menghirup udara dunia.
Sebenarnya kamu itu ada yang hidup membawa ruh insaniyah, dan ada yang tak membawa ruh insaniyah yang berkelanjutan.

Sebagaimana sebiji beras yang membawa fakta ruh beras beras berkelanjutan, jika membawa ruh beras yang berkelanjutan maka beras itu akan menumbuhkan beras yang banyak dan beras akan menumbuhkan beras lagi, tapi jika tidak membawa ruh berkesinambungan beras, maka beras sebiji itu akan di makan seseorang dan hancur di dalam perut, dan di lupakan setelah terbuang di jamban.

Siapa kita

Di dunia ini kita menjalani hidup kita masing masing, karena setiap manusia menjalani hidupnya tentu saja setiap manusia punya masalah kehidupan, kalau tidak mempunyai masalah hidup namanya orang mati, jadi punya masalahnya masalah orang mati bukan masalah orang hidup, tidak usah merasa diri kita artis terkenal yang harus pintar membuat sandiwara hidup paling indah, pura pura dadi lakon ketoprak, semua orang itu selama masih hidup pasti punya masalah hidup, bukan kamu saja yang hidup, jangan merasa diri artis paling top, sehingga orang lain itu kamu anggap penonton drama kehidupanmu, masalah sedebu besarnya sampai menjadikanmu seakan akan sebesar gunung.
Padahal namamu tak tercatat di kisah kitab manapun, dan kamu itu kecil sekali, jika di bandingkan alam raya ini, tak ternilai sama sekali, tak di perduli sama sekali oleh malaikat, malah jeleh melihat kelakuanmu….
Hadapilah masalahmu sendiri, sebab orang lain juga punya masalah, bukan kamu saja.
Dadi wong ora usah kakean polah.

Do’a

Berdoalah, karena Allah memerintahkan berdoa, apapun isi doanya, lakukan dengan niat dalam hatimu karena kamu berdoa itu untuk melakukan ketaatan pada Allah, Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya hajat kebutuhanmu. Dengan demikian engkau hanya terhijab dari Allah. Yang harus menjadi tujuan dari doamu adalah untuk dapat selalu taat kepada Allah yang memiliki pemelihara dirimu.
jika kamu taat pada Allah, bertaqwa padaNya, maka semua jalan kemudahan akan di berikan oleh Allah, dan rizqi tanggungan Allah akan di berikan padamu tak perlu kamu bersusah payah mencarinya.

IKLAS

Tingkat ikhlas yang paling rendah adalah ketika amal perbuatan bersih dari riak yang jelas dan samar tetapi masih terikat dengan keinginan untuk pahala yang dijanjikan Allah swt Ikhlas seperti ini dimiliki oleh orang yang masih kuat bersandar kepada amal, yaitu hamba yang mentaati Tuannya karena mengharapkan upah dari Tuannya itu.

ketika seseorang itu beramal dan masih menyembunyikan maksud di sebalik amal, yang berhubungan dengan anugerah Allah, maka amal itu sudah di bilang ikhlas, asal amal itu bersih dari kehendak pujian dan sanjungan dari manusia, walau itu adalah ikhlas dalam tataran paling rendah. tataran orang ibadah itu ada 5 tataran;
1. abidin
2. muhibbin
3. arifin.
4. mukhlisin
5. mursidin

tataran 1 . abidin itu sebagaimana orang yang beramal, yang sudah lepas dari riak dan ujub yang merusakkan amal, tapi di hatinya masih mengharapkan suatu pahala atau balasan atas amal yang di perbuatnya, entah amal ibadah itu mengharapkan surga atau lepas dari neraka, atau amal ibadah itu mengharapkan kebahagiaan hidup di dunia, entah perbaikan ekonomi, atau mendapatkan kehormatan yang di anugerahkan Allah, bahkan mengharapkan mendapatkan ketenangan sekalipun, itu namanya orang itu masih mengharapkan balasan atas amal, itu sudah di katakan ikhlas, walau ikhlasnya masih ada embel-embel, ikhlas itu apabila amal bersih dari kehendak pada selain Allah, jika masih mengharap anugerah dari Allah, maka itu tetap di katakan ikhlas, karena tidak ada harapan pada selainnya Allah. seperti orang kuliah, tidak bisa di benarkan jika mengatakan sekolah SD itu tak baik, lebih baik kuliah, dan sekolah SD itu tak benar, pdhal orang bisa kuliah itu harus sekolah SD dulu, jadi sekolah SD itu tetap penting, malah kalau bisa di SD itu sampai rangking 1.

perumpamaan orang berdoa, dia melakukan amaliyah wirid agar mendapat apa yang di harapkan, maka kalau bisa apa yang di harap itu sampai tercapai, di ijabah oleh Allah, sampai ijabahnya sekedipan mata, dan berulang kali seperti itu, setiap berdoa menginginkan kebaikan Allah segera mengijabah, itu namanya abidin yang rangking di kelasnya, sebab setiap manusia itu harus melalui proses,

ketika seringkali apa yang di pinta pada Allah kemudian di ijabah, di ijabah, dan di ijabah, maka hamba akan masuk pada pintu rasa cinta pada Allah, karena seringnya di beri, orang itu kalau sering di beri Allah akan timbul rasa sayang pada Allah, ketika merasakan betapa maha wahabnya Allah, maha memberinya Allah, dan maha kasihnya Allah, maka di hati hamba akan masuk pada tingkatan mukhibbin, yaitu orang yang beribadah pada Allah di dasari rasa cinta, musnah rasa harapan mendapatkan balasan atas amal, karena melihat Allah maha memberi tanpa batas. apa pa di cukupi Allah, maka rasa cinta pada Allah lantas menyala-nyala.

Di bawah dari tingkatan abidin, tidak dinamakan ikhlas lagi. Tanpa ikhlas seseorang beramal karena sesuatu muslihat keduniaan, ingin dipuji, ingin menutup kejahatannya agar orang percaya kepadanya dan bermacam-macam lagi trik yang rendah. Orang dari golongan ini meskipun banyak melakukan praktek namun, praktek mereka adalah umpama tubuh yang tidak bernyawa, tidak bisa menolong tuannya dan di depan Tuhan nanti akan menjadi debu yang tidak mensyafaatkan orang yang melakukannya. Setiap orang yang beriman kepada Allah swt harus mengusahakan ikhlas pada amalannya karena tanpa ikhlas syiriklah yang bergabung praktek tersebut, sebanyak ketiadaan ikhlas itu.

(Amalkanlah hal-hal itu) dengan tulus ikhlas kepada Allah, serta tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya. (Ayat 31: Surah al-Hajj)

“Serta (diwajibkan kepadaku): ‘hadapkanlah seluruh dirimu menuju (ke arah mengerjakan perintah-perintah) agama dengan benar dan ikhlas, dan janganlah kamu termasuk orang-orang musyrik'”. Dan janganlah kamu (Muhammad) menyembah atau memuja yang lain dari Allah, yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan tidak juga dapat mendatangkan mudarat kepadamu. Jadi, jika kamu berbuat yang demikian, maka pada saat itu sehingga kamu termasuk orang-orang yang lalim (terhadap diri sendiri dengan perbuatan syirik itu). (Ayat 105 & 106: Surah Yunus)

Daging dan darah binatang korban atau hadiah itu tidak sekali-kali akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah amal yang ikhlas yang berdasarkan takwa dari kamu. (Ayat 37: Surah al-Hajj)

Alhamdulillah

hidup yang wajar, seadanya saja, jangan neko neko, sok gaya, dah jangan berlebihan, perbanyak puasa, sholat malam dan sholat dhuha, insyaAllah cukup hidupmu, dan nyaman.
kalau ingin rizqi lebih, ya istiqomah dzikir rizqi, umpamakan itu kita bekerja di pabrik rokhmadnya Allah, berangkat dzikir dan selesai dzikir tepat waktu, dan di waktu yang sama, sebagaimana orang yang kerja di perusahaan, nanti rizqimu akan di luaskan Allah di beri rizqi yang tidak di nyana dan di sangka dari mana datangnya…..
tandanya kamu itu akan dapat gaji dari perusahaan yaitu kamu kerja di perusahaan, rajin istiqomah kerja di perusahaan itu.
tandanya kamu itu akan mendapatkan rizqi dari Allah, yaitu kamu istiqomah kerja di perusahaannya Allah dengan
berbagai ibadah yang di waktu waktu ketentuannya.  sebagaimana orang yang bekerja di perusahaan, yang jam kerjanya di tentukan waktunya.

Do’a

“Berdoalah, karena Allah memerintahkan berdoa, apapun isi doanya, lakukan dengan niat dalam hatimu karena kamu berdoa itu untuk melakukan ketaatan pada Allah, Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya hajat kebutuhanmu. Dengan demikian engkau hanya terhijab dari Allah. Yang harus menjadi tujuan dari doamu adalah untuk dapat selalu taat kepada Allah yang memiliki pemelihara dirimu.
jika kamu taat pada Allah, bertaqwa padaNya, maka semua jalan kemudahan akan diberikan oleh Allah, dan rizqi tanggungan Allah akan diberikan padamu tak perlu kamu bersusah payah mencarinya.”

Debat Kusir

Jangan berdebat, berdiskusi, bahkan berbicara dengan orang-orang
yang menisbahkan sekutu kepada Allah., yang menganggap ilmu, amal, kedudukan, nasab, keberadaan, dan apa saja selain Allah itu di anggap bisa memberi manfaat, dan bisa di jadikan sandaran, kamu hanya akan berdebat kusir.
Lihatlah seluruh ciptaan, terutama umat manusia, dengan kehendak baik— menerima, mengakui, memaafkan, melayani, dan mencintai .
Jadikanlah hal itu sebagai watakmu dalam berhubungan dengan dunia ini.
Jika orang yang telah kamu bantu, kamu tolong itu membuatmu sedih sebagai balasannya–jika tanggapan-tanggapannya, cara-cara, kebiasaan-kebiasaannya menyebalkan dan menyalitknmu–bersabar dan maafkanlah. karena sebenarnya perbuatannya itu menaikkanmu di sisi Allah.

Tersesat

suatu ketika aku di laporkan pada guruku, ” itu mas nur tersesat…. dia melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan arahan kyai…”
jawab guruku, ” tersesat itu harus, tidak ada di dunia ini orang yang tak tersesat, tidak ada orang yang tau jalan, yang dari sebelumnya tau, sebelum tau pasti tidak tau, kamu mau ke suatu daerah, kan tidak tau jalan daerah itu, itu namanya tersesat, tak tau jalan, tapi setelah di lewati akan tau dan paham jalan yang pernah di lewati, orang yang tersesat jalan itu akan banyak pengalaman dan pelajaran yang di peroleh, daripada orang yang tidur naik bus tiba tiba sampai, jika di tanya jalan mana saja yang di lewatinya maka dia tidak tau jawabannya. ”
karena jalan buntulah maka ada jalan keluar, karena ada masalah maka ada solusi. apa guna solusi kalau masalah tak ada.
buat apa punya korek, kalau rokok tak ada.

Hati yang menerima

ingin protes pada Allah? karena orang lain mendapatkan dan kamu tidak? karena orang lain berhasil dan kamu tidak? orang lain berdoa di ijabah, dan kamu tidak?
la tidak kuliah kok ya pengen di wisuda, tidak menanam kok ingin panen, hidup di dunia ini itu ada sunnatulloh, aturan dari Allah, kalau nanam ya panen, kalau makan ya kenyang,
yg nanam saja belum tentu panen melimpah, yang makan saja bisa saja muntah lagi, ingat yg bukan bagianmu itu tidak akan menjadi milikmu.
sekalipun kamu punya seribu mobil, jika bagianmu duduk di 1 kursi maka kamu tak akan bisa menduduki semua kursi mobilmu yang ribuan itu.
terima saja keadaanmu, qonaah, dan syukuri, nanti akan di tambahi Allah, sudah tidak dapat, ee malah masih tak terima, maka akhirnya kamu bukan apa apa…. hanya debu yang di terbangkan angin.
kena mata nglilipi.
kena barang mengotori.
kena apa saja merugikan…..
bersatu dg debu yang lain, nanti kamu akan menjadi batu bata, atau barang yang lebih berharga. jika jadi batu bata bisa di pakai bangun rumah,dan bisa di pakai orang berteduh. dan kamu bermanfaat.
 

Kebenaran hakiki

kebenaran mutlak itu milik Allah.
pendapat siapapun itu tidak mewakili kebenaran, walau seseorang mengambil dalil dari al-qur’an, alqur’an itu benar tapi bisa jadi orang yang mengambil dalil darinya itu memelintir maksud dan maknanya, jadi kebenaran mutlak itu tidak bisa di cari dari pendapat dan pandangan siapa saja, karena pendapat orang itu bisa di pengaruhi, kelompoknya, sekolahnya, masa lalunya, pengalaman hidupnya, ilmu yang di milikinya, dan kekuatan akalnya. banyak yang bisa mempengaruhi pendapat dan pandangan seseorang. jadi pandangan siapapun itu tidak bisa di jadikan tolak ukur kebenaran.

orang itu akan menemukan kebenaran dunia ini dan seisinya, apa yang di lakukan itu benar dan haq, itu setelah orang itu meninggal dunia, akhirnya setelah meninggal dunia, dia tau, ooo melakukan ini di siksa, berarti salah,melakukan ini dapat pahala dan di sana mendapat balasan nikmat,berarti kebenaran.

walau pendapat seseorang bahkan ketika mengambil dalil alqur’an itu tidak bisa di jadikan tolak ukur kebenaran hakiki, tapi kita umat islam tetap harus berusaha mengembalikan masalah dan berpegang teguh pada alqur’an dan hadist, di genggam sekuatnya, sekalipun misal salah maksud dan arti, setidaknya kita masih berpegang pada yang haq, jadi niat kita itu akan di nilai Allah, dan kita dalam ruang lingkup maghgirohnya dan ampunanNya, dan setidaknya tetap dalam cahaya hidayahNya.