KEHIDUPAN

Jangan melihat pada ekspresi-ekspresi wajah.
Jangan dengarkan apa yang dikatakan lidah.
Jangan biarkan air mata menghanyutkanmu.
Itu semua hanyalah produk dari kulit luar manusia saja,
yang mana selalu berubah setiap harinya.

Tapi lihatlah pada apa yang ada dibalik itu.
Bukan pula pada hatinya, karena hati selalu berfluktuasi.
Bukan pula pada pikirannya,
karena pikiran selalu mengubah sudut pandangnya kapanpun, perspektifnya berubah.
Apalagi, pikiran itu bisa saja menerima suatu keadaan sekarang yang dulunya ia tolak.
Bahkan para ilmuwan pun mengubah teori mereka.

Jika kamu ingin memahami manusia, maka lihatlah tindakannya pada saat ia memiliki kebebasan untuk memilih.
Hanya pada saat itulah kamu akan sangat terkejut ketika melihat ada seorang ahli ibadah yang melacurkan diri, dan seorang pelacur yang justru beribadah !
Kamu bisa juga menemukan seorang ahli fisika meminum racun,
dan kamu bisa terkaget-kaget karena menemukaan seorang teman yang menikammu dari belakang sedangkan musuhmu justru menyelamatkanmu !

Kamu pun mungkin akan melihat seorang pelayan yang bertindak semulia majikan,
dan seorang majikan yang berbuat serendah perbuatan pelayan yang terburuk !

Kamu mungkin pula akan melihat para Raja mengambil suap, dan para Pengemis memberikan sedekah !

Lihatlah hakikat manusia disaat dia tidak punya rasa takut yang dapat menghentikannya;
disaat kewaspadaannya tertidur; hawa nafsunya terpuaskan, dan semua penghalang telah dirobohkan.

Hanya pada saat itulah kamu bisa melihat realitas dari manusia:
apakah dia berjalan dengn empat kaki seperti binatang,
atau justru ia terbang layaknya seorang malaikat,
atau ia merayap bagaikan seekor ular,
atau bahkan memakan lumpur seumpama cacing tanah !

👍👍👍👍👍👍👍

Selamat akhir pekan/liburan, smg berkumpulnya dg keluarga menambah cinta kasih sayang antar keluarga, sdr & sahabat, smg senantiasa dibarokahi & diridhoi Alloh, aamiin.

Do’a

Berdoalah, karena Allah memerintahkan berdoa, apapun isi doanya, lakukan dengan niat dalam hatimu karena kamu berdoa itu untuk melakukan ketaatan pada Allah, Janganlah yang menjadi tujuan doamu itu adalah keinginan tercapainya hajat kebutuhanmu. Dengan demikian engkau hanya terhijab dari Allah. Yang harus menjadi tujuan dari doamu adalah untuk dapat selalu taat kepada Allah yang memiliki pemelihara dirimu.
jika kamu taat pada Allah, bertaqwa padaNya, maka semua jalan kemudahan akan di berikan oleh Allah, dan rizqi tanggungan Allah akan di berikan padamu tak perlu kamu bersusah payah mencarinya.

Semangat

Dunia ini tak pernah kekal.
Janganlah semua kau jadikan beban di pikiranmu.
Lepaskan semua, serahkan pada yang maha menciptakan.
Ringan langkahmu menempuh jalan yang terang.
Jika sudah teguh langkahmu, ujian akan datang mendidikmu.
Terima saja beribu sakit yang mendera.
Nanti akan terbiasa.
Dan kau kan tegar walau langit runtuh di depanmu.

UJIAN

jika Allah akan mempercepat kenaikan pangkat seseorang di sisiNYA, maka Allah akan menaikan dengan menggelar ujian-ujian, jika hanya dengan amaliyah, bisa saja 10 level tingkatan itu harus di lewati dengan masa tempuh menjalankan amaliyah selama 20 tahun, maka dengan ujian yang di gelar itu level 10 bisa hanya bisa di tempuh dalam hitungan hari, jangan mengeluh dengan ujian yg di berikan Allah, jika itu bentuknya harus perang dengan dukun atau bertarung dengan jin, lakukan saja tugas sebagai prajurit jika memang tugasnya sebagai prajurit, keluarkan ilmu yang di miliki, dan jangan pernah lupa untuk mertawakal pada Allah, karena Allah itu sudah punya rencana kemenangan demi kemenangan.

mungkin yang telah merasakan ujian lalu sudah merasakan memetik buah dari ujian itu di lewati, akan rindu akan ujian demi ujian, dan ternyata ujian yang selama ini di lewati walau ketika menjalani itu berat, sebenarnya amat kecil dan tak berarti di banding anugerah yang di terima ketika ujian itu di lewati dengan sukses.

Orang orang yang sampai

Imam Al-Ghazali mengisahkan suatu cerita dalam kehidupan Isa
bin Maryam.
Pada suatu hari Isa melihat orang-orang duduk bersedih di
sebuah tembok, dipinggir jalan.
Tanyanya, “Apa gerangan yang merundungmu semua?”
Jawab mereka, “Kami menjadi seperti ini lantaran ketakutan
kami menghadapi neraka.”
Isapun meneruskan perjalanannya, dan melihat sejumlah orang
berkelompok berduka dalam berbagai gaya dipinggir jalan.
Katanya, “Apa gerangan yang merundung kalian?” Mereka
menjawab, “Keinginan akan sorga telah membuat kami semua
begini.”
Isa pun melanjutkan perjalanannya, sampai ia bertemu dengan
kelompok ketiga. Tampaknya orang-orang itu telah menderita
amat sangat, tetapi wajah mereka bersinar bahagia.
Isa bertanya, “Apa gerangan yang telah membuatmu begitu?”
Mereka menjawab, “Semangat Kebenaran. Kami telah melihat
Kenyataan, dan hal itu telah menyebabkan kami melupakan
tujuan-tujuan lain yang sepele.”
Isa berkata, “Orang-orang itu telah sampai. Pada Hari
Perhitungan nanti, merekalah yang akan berada di Sisi
Tuhan.”
Catatan
Kisah Sufi tentang Yesus ini sering mengejutkan mereka yang
percaya bahwa kemajuan rohaniah hanya tergantung pada
pengolahan masalah ganjaran dan siksa.
Para Sufi mengatakan bahwa hanya orang-orang tertentu bisa
mengambil keuntungan dari pelibatan diri pada masalah untung
atau rugi; dan bahwa hal ini mungkin hanya merupakan
sebagian saja dari pengalaman orang-seorang. Mereka yang
telah mempelajari pelbagai cara dan akibat keadaan dan
pencekokan (conditioning and indoctrination) mungkin merasa
sepakat dengan pandangan tersebut.
Tentu saja, kaum agamawan formal, dalam pelbagai
keyakinannya tidak mengakui bahwa pilihan sederhana atas
baik-buruk, ketegangan-kelonggaran, ganjaran-siksa hanyalah
sekedar bagian-bagian suatu sistem lebih besar dari
kesadaran diri.

IKLAS

Tingkat ikhlas yang paling rendah adalah ketika amal perbuatan bersih dari riak yang jelas dan samar tetapi masih terikat dengan keinginan untuk pahala yang dijanjikan Allah swt Ikhlas seperti ini dimiliki oleh orang yang masih kuat bersandar kepada amal, yaitu hamba yang mentaati Tuannya karena mengharapkan upah dari Tuannya itu.

ketika seseorang itu beramal dan masih menyembunyikan maksud di sebalik amal, yang berhubungan dengan anugerah Allah, maka amal itu sudah di bilang ikhlas, asal amal itu bersih dari kehendak pujian dan sanjungan dari manusia, walau itu adalah ikhlas dalam tataran paling rendah. tataran orang ibadah itu ada 5 tataran;
1. abidin
2. muhibbin
3. arifin.
4. mukhlisin
5. mursidin

tataran 1 . abidin itu sebagaimana orang yang beramal, yang sudah lepas dari riak dan ujub yang merusakkan amal, tapi di hatinya masih mengharapkan suatu pahala atau balasan atas amal yang di perbuatnya, entah amal ibadah itu mengharapkan surga atau lepas dari neraka, atau amal ibadah itu mengharapkan kebahagiaan hidup di dunia, entah perbaikan ekonomi, atau mendapatkan kehormatan yang di anugerahkan Allah, bahkan mengharapkan mendapatkan ketenangan sekalipun, itu namanya orang itu masih mengharapkan balasan atas amal, itu sudah di katakan ikhlas, walau ikhlasnya masih ada embel-embel, ikhlas itu apabila amal bersih dari kehendak pada selain Allah, jika masih mengharap anugerah dari Allah, maka itu tetap di katakan ikhlas, karena tidak ada harapan pada selainnya Allah. seperti orang kuliah, tidak bisa di benarkan jika mengatakan sekolah SD itu tak baik, lebih baik kuliah, dan sekolah SD itu tak benar, pdhal orang bisa kuliah itu harus sekolah SD dulu, jadi sekolah SD itu tetap penting, malah kalau bisa di SD itu sampai rangking 1.

perumpamaan orang berdoa, dia melakukan amaliyah wirid agar mendapat apa yang di harapkan, maka kalau bisa apa yang di harap itu sampai tercapai, di ijabah oleh Allah, sampai ijabahnya sekedipan mata, dan berulang kali seperti itu, setiap berdoa menginginkan kebaikan Allah segera mengijabah, itu namanya abidin yang rangking di kelasnya, sebab setiap manusia itu harus melalui proses,

ketika seringkali apa yang di pinta pada Allah kemudian di ijabah, di ijabah, dan di ijabah, maka hamba akan masuk pada pintu rasa cinta pada Allah, karena seringnya di beri, orang itu kalau sering di beri Allah akan timbul rasa sayang pada Allah, ketika merasakan betapa maha wahabnya Allah, maha memberinya Allah, dan maha kasihnya Allah, maka di hati hamba akan masuk pada tingkatan mukhibbin, yaitu orang yang beribadah pada Allah di dasari rasa cinta, musnah rasa harapan mendapatkan balasan atas amal, karena melihat Allah maha memberi tanpa batas. apa pa di cukupi Allah, maka rasa cinta pada Allah lantas menyala-nyala.

Di bawah dari tingkatan abidin, tidak dinamakan ikhlas lagi. Tanpa ikhlas seseorang beramal karena sesuatu muslihat keduniaan, ingin dipuji, ingin menutup kejahatannya agar orang percaya kepadanya dan bermacam-macam lagi trik yang rendah. Orang dari golongan ini meskipun banyak melakukan praktek namun, praktek mereka adalah umpama tubuh yang tidak bernyawa, tidak bisa menolong tuannya dan di depan Tuhan nanti akan menjadi debu yang tidak mensyafaatkan orang yang melakukannya. Setiap orang yang beriman kepada Allah swt harus mengusahakan ikhlas pada amalannya karena tanpa ikhlas syiriklah yang bergabung praktek tersebut, sebanyak ketiadaan ikhlas itu.

(Amalkanlah hal-hal itu) dengan tulus ikhlas kepada Allah, serta tidak mempersekutukan sesuatu pun dengan-Nya. (Ayat 31: Surah al-Hajj)

“Serta (diwajibkan kepadaku): ‘hadapkanlah seluruh dirimu menuju (ke arah mengerjakan perintah-perintah) agama dengan benar dan ikhlas, dan janganlah kamu termasuk orang-orang musyrik'”. Dan janganlah kamu (Muhammad) menyembah atau memuja yang lain dari Allah, yang tidak dapat mendatangkan manfaat dan tidak juga dapat mendatangkan mudarat kepadamu. Jadi, jika kamu berbuat yang demikian, maka pada saat itu sehingga kamu termasuk orang-orang yang lalim (terhadap diri sendiri dengan perbuatan syirik itu). (Ayat 105 & 106: Surah Yunus)

Daging dan darah binatang korban atau hadiah itu tidak sekali-kali akan sampai kepada Allah, tetapi yang sampai kepada-Nya adalah amal yang ikhlas yang berdasarkan takwa dari kamu. (Ayat 37: Surah al-Hajj)

Kepahaman

Tingkat terbawah dalam ilmu adalah *PAHAM.* Ini wilayah kejernihan logika berfikir dan kerendahan hati. Ilmu tidak membutakannya, malah menjadikannya kaya.

Tingkat ke dua terbawah adalah *KURANG PAHAM.* Orang kurang paham akan terus belajar sampai dia paham. Ia akan terus bertanya untuk mendapatkan simpul2 pemahaman yang benar.

Naik setingkat lagi adalah mereka yang *SALAH PAHAM.* Salah paham itu biasanya karena emosi di-kedepankan, sehingga ia tidak sempat berfikir jernih. Dan ketika mereka akhirnya paham, mereka biasanya meminta maaf atas kesalah-pahamnya. Jika tidak, ia akan naik ke tingkat tertinggi dari ilmu.

Nah, tingkat tertinggi dari ilmu itu ialah *GAGAL PAHAM.* Gagal paham ini biasanya lebih karena _kesombongan._ Karena merasa berilmu, ia sudah tidak mau lagi menerima ilmu dari orang lain. Ia selalu merasa cukup dengan pendapatnya sendiri. Parahnya, ia tidak menyadari bahwa pemahamannya yang gagal itu menjadi bahan ketawaan orang yang paham. Ia tetap dengan dirinya bangga dengan ke-gagal pahamannya.

Kok paham ada di tingkat terbawah dan gagal paham di tingkat yang paling tinggi ? Apa tidak terbalik ?

Temanku tersenyum. Sepertinya ini momen yang menarik baginya.

*Orang semakin paham akan semakin membumi.* Ia menjadi bijaksana karena akhirnya ia tahu bahwa sebenarnya ia tidak tahu apa-apa. _Ia terus menerima darimana-pun ilmu datangnya._ Ia tidak melihat siapa, tetapi apa yang disampaikan. Ia paham, ilmu itu seperti air dan air hanya mengalir ke tempat yang lebih rendah. *Semakin ia merendahkan hatinya, semakin tercurah ilmu kepadanya.*

Sedangkan gagal paham itu ilmu tingkat tinggi. Ia seperti balon gas yang berada di awan. Ia terbang dengan kesombongannya. Masalahnya, ia tidak mempunyai pijakan yang kuat, sehingga mudah ditiup angin tanpa mampu menolak. Akhirnya ia terbawa ke mana2 sampai terlupa jalan pulang. Ia tersesat dengan pemahamannya dan lambat laun akan di-binasakan oleh kesombongannya.

Ah aku mengerti sekarang …

Jadi yang perlu diingat, *akal akan berfungsi dengan benar ketika hatimu merendah.* _*Ketika hatimu meninggi, maka ilmu juga-lah yang membutakan si pemilik akal.*_

Kuangkat secangkir kopi untuk temanku ini. Ternyata di situlah kuncinya.

_Lidah orang bijaksana berada di dalam hatinya, dan hati orang dungu berada di belakang lidahnya._

Ilmu itu open ending. Makin digali makin terasa dangkal. *Jadi kalau ada orang merasa sudah tahu segalanya berarti tidak tahu apa apa.

Puasa

Hal-hal yang membatalkan puasa ada sembilan (9) yaitu :
1. Memasukan sesuatu ke dalam salah satu lima (5) lubang, yaitu :
a. Mulut
Hukum memasukkan sesuatu ke lubang mulut adalah membatalkan puasa. Untuk memudahkan pemahaman kita maka hukum memasukkan sesuatu ke lubang mulut ini ada empat hukum yaitu :
1) Membatalkan : Yaitu di saat kita me-masukkan sesuatu ke dalam mulut kita dan kita menelannya dengan sengaja saat kita sadar bahwa kita sedang puasa. Jadi yang menjadikannya batal adalah karena menelan dengan sengaja. Maka dari itu jika ada orang memasukkan permen atau es krim ke dalam mulutnya maka hal itu tidak membatalkan pua-sanya asalkan tidak ditelan.
Catatan masalah ludah
Di dalam masalah ini ada hal yang perlu kita perhatikan yaitu masalah lu-dah. Ludah itu jika kita telan tidak membatalkan puasa kita dengan syarat :
• Ludah kita sendiri
• Tidak bercampur dengan sesuatu yang lainya
• Ludah masih berada di tempatnya (mulut)
Maka di saat syarat-syarat di atas ter-penuhi maka jika ludah itu ditelan ti-dak membatalkan puasa. Bahkan jika seandainya ada orang yang mengumpul-kan ludah di dalam mulutnya sendiri dan setelah terkumpul lalu ditelan maka hal itu tidak membatalkan puasa.
Akan tetapi menelan ludah akan mem-batalkan puasa jika salah satu syarat di atas ada yang tidak terpenuhi, seperti karena dia menelan ludahnya orang lain, atau menelan ludah yang sudah ber-campur dengan sesuatu seperti permen, es krim atau makanan yang masih tersisa di dalam mulut kita atau menelan ludah yang sudah dikeluarkan dari mu-lutnya lalu di minum maka itu semua membatalkan puasa.
Catatan :
Masalah sisa makanan di dalam mulut. Sisa makanan di mulut maka ada dua macam:
• Jika sisa makanan dimulut kemu-dian bercampur dengan ludah de-ngan sendirinya dan susah untuk dipisahkan maka jika ditelan tidak membatalkan puasa. Misalnya orang yang sahur lalu tidur dan tidak sempat kumur atau sikat gigi lalu menduga di dalam mulutnya ada sisa–sisa makanan. Maka jika sisa makanan tersebut sudah tidak bisa lagi dibedakan dengan ludah maka hal itu tidak membatalkan puasa jika ditelan.
• Jika ada sisa makanan yang bisa dipisahkan dari ludah lalu ber-campur dengan ludah dan bercam-purnya karena dikunyah dengan sengaja atau digerak-gerakan agar bercampur kemudian ditelan, maka hal itu membatalkan puasa. Seperti sisa makanan dalam bentuk nasi atau biji-bijian yang bisa dibuang akan tetapi justru dikunyah lalu ditelan maka hal itu membatalkan puasa.
2) Makruh (dilarang akan tetapi tidak dosa jika dilanggar) : Dihukumi makruh jika kita memasukan sesuatu ke dalam mu-lut tanpa kita telan hanya untuk main-main saja. Contohnya ketika ada sese-orang yang sedang berpuasa kemudian dia dengan sengaja memasukkan per-men atau es krim ke dalam mulutnya tanpa menelannya maka hukumnya ma-kruh dan tidak membatalkan puasa dan jika tiba-tiba tanpa disengaja permen yang ada di mulutnya tertelan maka batal, karena ia menelan dengan tidak sengaja yang disebabkan sesuatu yang tidak dianjurkan yaitu telah bermain-main dengan memasukkan sesuatu ke dalam mulutnya.
3) Mubah (boleh dilakukan dan tidak dilarang) : Dihukumi mubah yaitu keti-ka seorang juru masak mencicipi masa-kannya dengan niat untuk membenahi rasa. Maka di samping hal itu tidak membatalkan puasa hal yang demilkian itu juga bukan pekerjaan yang makruh. Akan tetapi hal itu boleh-boleh saja. Dalam hal ini bukan hanya juru masak saja yang diperkenankan akan tetapi juga siapapun yang lagi memasak. Akan tetapi dengan catatan tidak boleh di-telan.
4) Sunnah (dianjurkan dan ada pahalanya) : Dihukumi sunnah yaitu ketika kita berkumur-kumur di dalam berwudhu. Maka di saat itu di samping tidak mem-batalkan puasa, berkumur dalam wu-dhu’ tetap disunnahkan biarpun dalam keadaan puasa dengan catatan tidak bo-leh ditelan. Bahkan jika tertelan seka-lipun tanpa sengaja maka tidak mem-batalkan puasa.
Dengan catatan ia berkumur-kumur de-ngan cara yang wajar saja dan tidak berlebihan.
b. Hidung
Memasukan sesuatu ke dalam lubang hidung membatalkan puasa. Adapun bata-san dalam hidung adalah bagian yang jika kita memasukkan air akan terasa panas (tersengak) maka di situlah batas dalam yang jika kita memasukkan sesuatu ke tempat tersebut akan membatalkan puasa yaitu hidung bagian atas yang mendekati mata kita. Adapun hidung di bagian bawah yang lubangnya biasa di jangkau jemari saat membuang kotoran hidung, jika kita memasukkan sesuatu ke bagian tersebut hal itu tidak membatalkan puasa asal tidak sampai kebagian atas seperti yang telah kami jelaskan.
c. Telinga
Menjadi batal jika kita memasukan sesuatu ke dalam telinga kita. Yang di-maksud dalam telinga adalah bagian dalam telinga yang tidak bisa dijangkau oleh jari kelingking kita saat kita membersihkan telinga. Jadi memasukkan sesuatu ke bagian yang masih bisa dijangkau oleh jari kelingking kita hal itu tidak membatalkan puasa baik yang kita masukkan itu adalah jari tangan kita atau yang lainya. Akan tetapi kalau kita memasukkan sesuatu melebihi dari bagian yang di jangkau jemari kita seperti korek kuping atau air maka hal itu akan membatalkan puasa.
Ini adalah pendapat kebanyakan para ulama. Dan ada pendapat yang berbeda ya-itu pendapat yang diambil oleh Imam Malik dan Imam Ghozali dari madzhab Syafi’i bahwa “Memasukan sesuatu ke dalam telinga tidak membatalkan” akan tetapi lebih baik dan lebih aman jika tetap mengikuti pendapat kebanyakan para ulama yaitu pendapat yang mengatakan mema-sukkan sesuatu ke lubang telinga adalah membatalkan puasa.
d. Jalan depan (alat buang air kecil)
Memasukan sesuatu ke dalam lubang kemaluan adalah membatalkan puasa wa-laupun itu adalah sesuatu yang darurot seperti dalam pengobatan dengan mema-sukkan obat ke lubang kemaluan atau pipa untuk mengeluarkan cairan dari dalam bagi orang yang sakit. Termasuk memasukan jemari bagi seorang wanita adalah mem-batalkan puasa.
Maka dari itu para wanita yang bersuci dari bekas buang air kecil harus hati-hati jangan sampai saat membersihkan sisa buang air kencing (beristinja) melakukan sesuatu yang membatalkan puasa.
Bagi wanita yang ingin beristinja hendak-nya hanya membasuh bagian yang terbuka di saat ia jongkok saja dengan perut jemari dan tidak perlu memasukan jemari ke bagian yang lebih dalam, karena hal itu akan membatalkan puasa. Lebih dari itu ditinjau dari sisi kesehatan justru tidak sehat kalau cara membersihkan kemaluan adalah dengan cara membersihkan bagian yang tidak terlihat di saat jongkok sebab yang demikian itu justru akan membuka kema-luan untuk kemasukan kotoran dari luar.
e. Jalan Belakang (alat buang air besar)
Memasukkan sesuatu ke lubang bela-kang sama hukumnya seperti memasukkan sesuatu ke jalan depan. Artinya jika ada orang memasukkan sesuatu ke lubang belakang biarpun dalam keadaan darurat dalam pengobatan adalah memba-talkan puasa termasuk memasukkan jemari saat istinja (bersuci dari bekas buang air besar). Maka cara yang benar dalam istinja adalah cukup dengan membersihkan bagian alat buang air besar dengan perut jemari tanpa harus memasukkan jemari kebagian dalam.

2. Muntah dengan sengaja
Muntah dengan sengaja akan memba-talkan puasa baik dilakukan dengan wajar atau tidak, baik dalam keadaan darurat atau tidak. Seperti dengan sengaja mencari bau yang busuk lalu diciumi hingga muntah atau memasukkan sesuatu ke dalam mu-lutnya agar bisa muntah.
Berbeda jika muntah yang terjadi karena tidak disengaja maka hal itu tidak membatalkan puasa kita dengan syarat :
• Kita tidak boleh menelan ludah yang ada di mulut kita sehabis muntah sebe-lum kita mensucikan mulut kita terlebih dahulu dengan cara berkumur dengan air suci. Jika di saat kita belum ber-kumur kemudian kita langsung me-nelan ludah kita maka puasa kita menjadi batal sebab muntahan adalah najis dan mulut kita telah menjadi najis karena muntahan sehingga ludah kita telah bercampur dengan najis yang jika ditelan akan membatalkan puasa karena yang ditelan bukan lagi ludah yang murni akan tetapi ludah yang najis.
Jika ada orang menggosok-gosok gigi kemudian dia itu biasanya tidak muntah maka di saat dia gosok gigi tiba-tiba muntah maka tidak batal, akan tetapi jika dia tahu kalau biasanya setiap menggosok gigi akan muntah maka hukum menggosok gigi yang semula tidak haram menjadi haram dan jika ternyata benar-benar muntah maka puasanya menjadi batal.
Jika ada orang yang kemasukan lalat sampai melewati tenggorokannya ke-mudian dia berusaha untuk menge-luarkannya maka menjadi batal karena sama saja seperti muntah yang dise-ngaja. Berbeda dengan dahak, jika seseorang berdahak maka hal itu dima-afkan dan tidak membatalkan puasa akan tetapi dahak yang sudah keluar melewati tenggorokan tidak boleh dite-lan dan itu membatalkan puasa. Batas tenggorokan adalah tempat keluarnya huruf “HA” ( makhraj huruf ح).
3. Bersenggama
Melakukan hubungan suami istri itu membatalkan puasa. Yang dimaksud bersenggama adalah jika seorang suami telah memasukkan semua bagian kepala kemaluanya ke lubang kemaluan sang istri dengan sengaja dan sadar kalau dirinya lagi puasa maka saat itu puasanya menjadi batal (dalam hal ini sama hubungan yang halal atau yang haram seperti zina atau melalui lubang dubur atau dengan binatang). Adapun bagi sang istri biarpun yang masuk belum semua bagian kepala kemaluan sang suami asal sudah ada yang masuk dan melewati batas yang terbuka saat jongkok maka saat itu puasa sang istri sudah batal. Dan batalnya bukan karena bersenggama tapi masuk dalam pembahasan batal karena masuknya sesuatu ke lubang kemaluan.
Bagi suami yang membatalkan pua-sanya dengan bersenggama dengan istrinya dosanya amat besar dan dia harus mem-bayar karafat dengan syarat berikut ini :
a. Dilakukan oleh orang yang wajib ba-ginya berpuasa
b. Dilakukan di siang bulan puasa
c. Dia ingat kalau dia sedang puasa
d. Tidak karena paksaan
e. Mengetahui keharomannya atau dia adalah bukan orang yang bodoh
f. Berbuka karena bersenggama
Dan bagi orang tersebut dikenai hukuman :
1. Mengqodho puasanya
2. Membayar kafarat (denda)
Kafarat (denda) bersenggama di siang hari bulan ramadhan adalah:
a. Memerdekakan budak
b. Puasa selama dua bulan berturut-turut
c. Memberikan makan kepada 60 fakir miskin dengan syarat makanan yang bisa digunakan untuk zakat fitrah.
Denda yang harus dibayar salah satu saja dengan berurutan. Jika tidak mampu bayar A maka bayar B jika tidak mampu bayar C.

4 Keluar mani dengan sengaja
Maksudnya adalah mengeluarkan mani dengan sengaja dengan mencari sebab keluarnya mani. Contohnnya : ketika ada orang yang tahu bahwa jika dia mencium istrinya atau dia dengan sengaja menyentuh kemaluannya dengan tangannya sendiri atau dengan tangan istrinya bakal keluar mani maka puasanya menjadi batal karena keluar mani tersebut dengan sengaja.
Akan tetapi tidak menjadi batal jika seandainya keluar mani tanpa disengaja seperti bermimpi bersenggama dan di saat terbangun benar-benar menemukan air mani di celananya maka yang seperti itu tidak membatalkan puasa.

5. Hilang akal
Hilang akal di bagi menjadi tiga bagian yaitu :
a. Gila : Sengaja atau tidak disengaja gila itu membatalkan puasa walaupun sebentar.
b. Mabuk dan Pingsan :
• Jika disengaja maka mabuk dan pingsan membatalkan puasa biar-pun sebentar. Seperti dengan sengaja mencium sesuatu yang ia tahu kalau ia menciumnya pasti mabuk atau pingsan.
• Jika mabuk dan pingsannya adalah tidak disengaja maka akan mem-batalkan puasa jika terjadi seha-rian penuh. Tetapi jika dia masih merasakan sadar walau hanya se-bentar di siang hari maka pua-sanya tidak batal. Misal mabuk kendaraan atau mencium sesuatu yang ternyata menjadikannya ma-buk atau pingsan sementara ia ti-dak tahu kalau hal itu akan me-mabukkan atau menjadikannya pingsan. Maka orang tersebut tetap sah puasanya asalkan sempat tersadar di siang hari walaupun sebentar.
c. Tidur : Tidak membatalkan puasa wa-laupun terjadi seharian penuh.

6. Haid
Membatalkan puasa walaupun hanya sebentar sebelum waktu berbuka. Misal haid datang 2 menit sebelum masuk waktu maghrib maka puasanya menjadi batal akan tetapi pahala berpuasanya tetap utuh.

7. Melahirkan
Melahirkan adalah membatalkan puasa baik itu mengeluarkan bayi atau menge-luarkan bakal bayi yang biasa disebut dengan keguguran. Misal seorang ibu hamil sedang berpuasa tiba-tiba melahirkan di siang hari saat berpuasa, maka puasanya menjadi batal.

8. Nifas
Nifas juga membatalkan puasa. Misalnya ada orang melahirkan ternyata setelah melahirkan tidak langsung keluar darah nifas. Karena ia mengira tidak ada nifas akhirnya ia berpuasa dan ternyata di saat ia lagi puasa darah nifasnya datang maka saat itu puasanya batal.

9. Murtad.
Murtad atau keluar dari Islam membatalkan puasa. Misalnya ada orang lagi berpuasa tiba-tiba ia berkata bahwa ia tidak percaya kalau Nabi Muhammad adalah Nabi atau ada orang lagi berpuasa tiba-tiba menyembah berhala maka pua-sanya menjadi batal

Alhamdulillah

hidup yang wajar, seadanya saja, jangan neko neko, sok gaya, dah jangan berlebihan, perbanyak puasa, sholat malam dan sholat dhuha, insyaAllah cukup hidupmu, dan nyaman.
kalau ingin rizqi lebih, ya istiqomah dzikir rizqi, umpamakan itu kita bekerja di pabrik rokhmadnya Allah, berangkat dzikir dan selesai dzikir tepat waktu, dan di waktu yang sama, sebagaimana orang yang kerja di perusahaan, nanti rizqimu akan di luaskan Allah di beri rizqi yang tidak di nyana dan di sangka dari mana datangnya…..
tandanya kamu itu akan dapat gaji dari perusahaan yaitu kamu kerja di perusahaan, rajin istiqomah kerja di perusahaan itu.
tandanya kamu itu akan mendapatkan rizqi dari Allah, yaitu kamu istiqomah kerja di perusahaannya Allah dengan
berbagai ibadah yang di waktu waktu ketentuannya.  sebagaimana orang yang bekerja di perusahaan, yang jam kerjanya di tentukan waktunya.

Bahagia

Kebahagiaan Tidak Dicari, Tapi Dibuat.
Hidup konon adalah pencarian kebahagiaan, seolah kebahagiaan itu sesuatu yang berada di luar diri kita, diam dengan anggun di negeri yang jauh, menunggu kita datang menjemput.Maka pengembaraan panjang—dan kadang tak berujung—itu pun dimulai. Sebagian besar dari ruas usia kita yang sangat terbatas, habis terpakai dalam perjalanan itu.Banyak orang yang terlalu sibuk mencari kebahagiaan sehingga lupa untuk berbahagia.Dia ada di dalam. Kita tak harus mencarinya, tetapi membuatnya, merakitnya, meraciknya, dari bahan-bahan yang sesungguhnya sudah ada di dalam diri kita sendiri. Kebahagiaan bukanlah keadaan yang mesti ditunggu atau atau situasi yang harus dicari, tetapi keputusan yang harus dibuat, pilihan yang mesti diambil. Bukan sesuatu yang dimasukkan dari luar, tetapi dikeluarkan dari dalam.Karena itu, orang yang memiliki lebih sedikit alasan untuk berbahagia, bisa terlihat (dan memang benar-benar) lebih bahagia daripada orang yang punya lebih banyak. Orang miskin bisa saja lebih bahagia dari orang kaya. Orang yang hanya lulus SD bisa lebih bahagia dari seorang profesor. Jomblo bisa lebih bahagia dari yang punya pasangan, bahkan yang berpoligami. Dan seterusnya.Andai bunuh diri atau setidaknya depresi hanya terjadidi kalangan melarat misalnya, maka kita bisa berkesimpulan kemiskinan membuat kebahagiaan jadi mustahil. Tetapi nyatanya kan tidak. Orang-orang sangat kaya juga melakukan dan mengalaminya.Ini soal bagaimana kita melihat sisi terang dari semua hal. Laron saja selalu mengejar cahaya kok, masa kita malah mengendap di lorong-lorong gelap seperti tikus. Jadilah koki kreatif yang tetap bisa menyuguhkan hidangan nikmat dari keterbatasan bahan yang tersedia. Bukan seperti chef amatiran yang belum juga memulai memasak karena sibukmenuntut harus ada bahan sesuai buku resep, sementara rasa lapar sudah menggila.Kita sendiri yang membuat syarat untuk bahagia itu menjadirumit. Kita sendiri yang merancang resep menu keceriaan itu menjadi pelik. Sementara kita menunggu ikan salmonnya tiba dari Selandia Baru, kejunya sampai dari Skandinavia, orang di sebelah sudah berkeringat melahap ikanasin sambal terasi.Lucunya, kita sering meledek semacam ini, “Dih, gitu aja udang seneng banget. Norak!” Padahal sesungguhnya, pada saat yang sama kehidupan juga sedang mengolok-olok kita, “Lah, udah gitu kok masih suntuk. Goblok!”Maka raciklah bahagiamu, dengan segala bahan yang ada padamu, bahan-bahan yang barangkali selama ini kauabaikan karena terlalu sibuk mengejar ilusi kebahagiaan di seberang sana. Pada akhirnya, kehidupan hanya sejauh pikiranmu dapat berpikir, seluas perasaanmu bisa merasa.Alasan-alasan untuk berbahagiadi dalam diri itu (dan sialnya, begitu juga alasan-alasan untuk merasa menderita) seperti bintang di langit jernih, pada suatu malam tanpa polusi cahaya. Semakin kau menghitungnya, semakin dia bertambah banyak, muncul, atausebenarnyamenjadi terlihatsatuper satu, dan akhirnya langitmu penuh dengan cahaya.Tapi ada kok, orang yang menemukan kebahagiaannya setelah melakukan pengembaraan. Ada. Di ujung pengembaraan itu dia akhirnya menemukan, bahwa kebahagiaan yang dicarinya ternyata ada di rumah yang ditinggalkannya, dan rumah itu adalah pikiran dan perasaannya sendiri